Kisah sengsara di Kamar Sakit

Namaku Daniel Adi Kurniawan. Sudah 14 hari aku mendekam di Penjara sebuah kerajaan yang sangat mahsyur yaitu Kerajaan Seminari Santo Paulus Palembang. Aku dituduh sebagai penyebar virus yang sangat berbahaya yaitu Virus CACAR. Setiap hari aku dijaga oleh maha patih yaitu patih Santoso SCJ. Aku beruntung karena makananku dihantar oleh prajurit-prajurit Kerajaan. Aku juga masih diperbolehkan ikut menonton hiburan wayang orang yang disebut-sebut oleh rakyat berjudul Opera Van Java. meski aku masih dikalangan kasta Syntaxis aku bisa ikut dengan golongan kasta Rethorica. Kasta ini tertua dikalangan rakyat Kerajaan Seminari Santo Paulus. Aku sedih sekali karena tidak mendapat upah dari bendahara Kerajaan yaitu patih Sugiarto SCJ. Patih Sugiarto SCJ-lah yang mengatur segala peredaran uang yang ada pada rakyat Kerajaan ini. Aku juga tidak bisa ikut upacara keagamaan yang diadakan setiap pagi. Upacara ini diikuti oleh seluruh anggota Kerajaan Seminari. Mulai dari Raja sampai rakyat yang kastanya paling muda yaitu kasta Grammatica. Upacara ini biasa disebut dengan Perayaan Ekaristi, dimana para rakyat menerima tubuh dan darah Kristus. Aku ingin sekali berbaur dengan teman-teman berebut bola untuk dimasukkan ke lingkaran yang ditempelkan di papan untuk mendapatkan keping. Permainan ini biasa kami sebut dengan sebutan Basket Ball. Tapi kali ini setelah aku sembuh, aku tidak dapat mengikuti permainan ini karena tempatnya sedang dipakai oleh kerajaan tetangga yang mengikuti ekstrakurikuler yaitu kerajaan Xaverius 1 Bangau. Tapi aku senang karena bisa mengikuti perayaan ekaristi yang dipimpin oleh bendahara kerajaan kami yaitu patih Sugiarto SCJ. Kini aku senang bisa bebas dari penjara karena tuduhan itu ternyata tidaklah benar. Terima kasih kepada teman-teman yang telah membela aku hingga aku bisa keluar dari penjara. Kepada tabib kerajaan yang kami kenal sebagai seksi kesehatan. Dan juga semua teman-teman para Seminaris yang tercinta.
Cerita ini hanyalah sebuah pengalamanku saat sakit cacar